Selasa, 20 Agustus 2013

setelah selesai mengisi perut, " bal ke FE yak, penasaran banget gua" kataku sambil bersihin mulut dengan tisu
" ayodah " simpel aja jawaban dari dia.
jalan menuju FE dari FISIP sedikit membuat pusing, tapi yang jelas kami berdua lewat pintu belakang. Sedikit ambil foto di lorong-lorong FE. " kau memasuki mimpimu sal, rasakan atmosfirnya. " bisik batinku. Beberapa foto kuambil untuk koleksi di laptop. Keliling sebentar, liat ruang jurusan. Jurusan manajemen, jurusan ekonomi, jurusan akuntansi. yaa kakakku sudah masuk di jurusan manajemen dan insyaALLAH aku juga. Seru rasanya bisa berada di lingkungan orang2 hebat, yaa itulah Universitas Indonesia. Orangnya hebat-hebat. Berbagai macam ilmu bisa kita dapat dalam satu waktu dan satu tempat. Setelah keliling, iqbal mengajakku ke lokasi syuting 5cm waktu itu. Ketika si ian loncat2 di bangku abis itu jatoh.

Aku berdua duduk sejenak di bangku taman yang menghadap ke lambang Universitas Indonesia. ya aku berdua melihat lambang yang berwarna abu-abu itu-Setiap fakultas memiliki warna lambang tersendiri, abu-abu itu warna untuk fakultas ekonomi- udara sore yang sejuk, tiupan angin menjatuhkan daun-daun, dipadu dengan suasana mendung namun cerah. Aku berdua berbincang panjang disini. Mengenai masalah keluarga, personality,organisasi, pergaulan, sedikit tentang cinta dan banyak tentang cita-cita. Obrolan kami menyatu dengan suasana. Mungkin angin yang sejuk itu senang mendengarnya, ditambah sejuknya untuk kami berdua. Yaa aku sangat suka mendengarkan dan aku sangat suka memberi obrolan. Dan kakakku juga seperti itu. Dia bercerita banyak tentang perjuangannya. Perjuangan untuk keterima di UI, perjuangan ketika di UI, dan perjuangan setelah lulus dari UI.Perjuangannya mempengaruhi hidupku. Bercerita tentang perjuangan, yaa tidak lepas bercerita tentang kerja keras Ayah Bunda, serta Kasih Sayang Sang Maha Kuasa.

"Perjuangan gua mengantarkan gua ke universitas perjuangan ini. yaa semua ini ga lepas dari do`a ayah bunda, dan kasih sayang Allah." ucapnya

obrolan kami singkat namun menelusuri segalanya. yaa lumayan untuk tambahan amunisi meraih mimpi.

yaa benar kata orang, semua berawal dari mimpi. Dan mimpi yang akan terwujud, adalah mimpi yang disertai denga perjuangan :D

sang masinis memberhentikan keretanya di stasiun Universitas Indonesia. Kurasa ini stasiun tujuanku. Perlahan pintu, dengan langkah terburu aku berdesakan untuk keluar kereta. Walaupun hanya aku yang keluar dari gerbong itu. Tak apalah .
kuhirup sebentar udara di stasiun itu, sekedar menghilangkan rasa sesak di dalam kereta tadi. Beberapa tarikan nafas, setelah itu aku berjalan keluar stasiun menuju halte bis kuning yang terletak hanya beberapa langkah dari pintu keluar/masuk stasiun. aku duduk, mungkin agak lama karena harus menunggu kakak laki-laki ku. oh ya, namanya iqbal. Muhamad Iqbal Rasyidi. Hari itu juga, dia lulus pengumuman ujian program ekstensi untuk Fakultas Ekonomi. Sedikit informasi, ekstensi itu adalah program lanjutan dari program D3 untuk mendapatkan gelar S1. Dan Alhamdulillah dia sudah menyelesaikan program D3. Dan kali ini dia datang hendak membayar uang untuk biaya wisuda D3nya, tanggal 31 Agustus nanti.
masih menunggu kedatangan kakakku. aku duduk sambil menikmati pandangan sekitar. yaa ini mungkin menjadi kunjunganku yang .... entah sudah berapa kali aku ke UI. Jadi sudah tidak canggung lagi aku jika bertemu mahasiswa ataupun mahasiswi. Beri senyum saja. Dapet senyum balik, dapat pahala pula.
sekitar 30 menit aku menunggu sang kakak yang akhirnya datang pada menit ke 31. Mungkin sekitar 30 menit itu juga, titanic versi piano mengiang2 di kedua telingaku melalui headset. Mellow sekali. Istirahat sejenak, kemudian kami bergegas menuju MUI, Masjid Universitas Indonesia yang nama aslinya Masjid Ukhuwah Islamiyyah. Kami hendak melangsungkan sholat disertai do`a yang sangat kuheningkan. Semoga aku bisa belajar disini, tapi tetap madinah prioritas utamaku.

Setelah itu, kakakku bergegas mengantarkanku ke perpustakaan UI. Hendak menaruhku disana, dan dia pergi mengurus persyaratan wisuda. Tak apalah, banyak hal yang bisa dilakukan di perpus, apalagi di perpus UI. yaa begitulah aku, suka celingak-celinguk melihat sana-sini jika aku berkunjung ke tempat baru serta tempat yang kusenangi. Ketika memasuki daerah perpus, hawa hening sudah mulai terasa. Dan ketika memasuki perpusnya, benar2 perfecto. Hening namun Ramai. Disana terdapat ruangan yang penuh dengan komputer bermerek Apple, karena itu ruangan itu disebut kebuan apel :) yaa saatnya bercumbu dengan apple.
sekitar 1 jam aku berada menikmati kebun apple. Dan kakakku nampaknya sudah menyelesaikan urusannya. Oke, bergegas menuju tempat makan di Fisip. Fakultas sosiologi dan ilmu politik. Yaa semenjak dari awal perjalanan, kulihat sekilas wajah2 dari mahasiswa ataupun mahasiswi universitas ini rata2 sangat enerjik dengan berbagai macam mood. Ada yang santai, serius, selengean, tenang, gugup, atau yang lainnya. yaa dibalik itu semua, mereka punya tujuan dan mimpi. Mungkin syarat mudah masuk sini, PUNYA MIMPI. menurutku.

1 x 30 Lebih Baik dari 30 x 1

Berapa hasilnya bila angka 1 dikalikan 30? Jawabnya tentu 30. Nah, sekarang bila dibalik, berapa hasilnya 30 dikalikan 1? Jawabanya tetap sama 30. Ya, itulah matematika. Namun kehidupan tidaklah sama dengan matematika.

Dalam kehidupan 1 x 30 jauh lebih baik dibandingkan 30 x 1. Apa maksudnya? Kita lebih baik melakukan satu hal yang sama atau rutin dalam waktu 30 hari dibandingkan 30 kali hanya dalam waktu satu hari. Sedikit tapi rutin jauh lebih baik dibandingkan banyak tetapi hanya sekali.

Contohnya, lebih baik sholat dhuha 2 rakaat rutin setiap hari selama 6 hari dibandingkan 12 rakaat tapi hanya dilakukan satu kali. Menulis satu tulisan di blog setiap hari jauh lebih baik dibandingkan menulis 7 tulisan sekaligus di akhir pekan. Sesuatu yang rutin akan menghasilkan kebiasaan. Otot-otot dalam tubuh (myelin) akan terlatih dan menghasilkan gerakan otomatis.

Orang yang terbiasa menyebut nama Tuhannya, saat ia tersandung atau terkena sesuatu otomatis nama-Nya yang disebut. Sedangkan seseorang yang jarang menyebut nama-Nya saat kejadian yang sama maka yang terucap boleh jadi nama binatang. Bahkan saya sering menjumpai saat seseorang terkejut yang ia sebut adalah nama anggota tubuh yang tabu untuk disebut. Anda pernah menjumpai hal seperti ini, kan?

Sedikit tapi rutin selain melatih myelin juga melatih keikhlasan. Orang yang sedekah Rp 10.000 setiap hari cenderung lebih ringan dibandingkan sedekah Rp 3.650.000 sekali di akhir tahun.

Jumlahnya sedekahnya sama, tetapi yang rutin bersedekah cenderung tak pamer sementara yang sedekah langsung besar cenderung merasa hebat. Ujub dan kesombongan berpeluang menyerang hati si pelaku.

Politisi yang terbiasa rutin “blusukan” akan direspon positif oleh masyarakat dan semakin menguatkan citranya. Adapun politisi yang “blusukan” menjelang pemilu, selain terlihat kaku juga akan direspon sebagai “pencitraan” oleh masyarakat.

Untuk menutup tulisan ini, saya akan ajukan sebuah pertanyaan singkat, “Hal rutin apa yang sudah Anda lakukan setiap hari?” Bila jawabannya “belum ada” segeralah berkomitmen mulai saat ini untuk melakukan sesuatu yang kecil dan sederhana tetapi dilakukan rutin setiap hari. Mau, kan?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
http://www.jamilazzaini.com

Kamis, 15 Agustus 2013

yaa maaf , aku yang lupa memberi tahu apa tujuanku dari semua ini. yaa tujuan sekaligus harapan ku, yaa agar kamu MAU mempelajari segala hal, termasuk AGAMAmu.  yaa walaupun tujuan ku memiliki tujuan lagi :')

maaf, jgn lupakan pernyataan ku. aku mencintaimu kembali.